PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH
OLEH : MISDAWATI, M. Pd
Menurut
Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 Pengawas Sekolah adalah guru yang di angkat
menjadi Pejabat Funsional Pengawas. Untuk melaksanakan tupoksi pengawas
sekolah, ada beberapa kompetensi yang harus dimilikinya. Kompetensi pengawas
sekolah di atur di dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Kompetensi Kepribadian,
Supervisi Manajerial, Supervisi Akademik, Evaluasi Pendidikan, Penelitian Pengembangan,
dan Sosial.
Salah
satu standar kompetensi yang harus dimiliki seorang pengawas sekolah adalah
standar kepribadian, dalam tulisan ini saya akan uraikan beberapa hal yang
terkait dengan kompetensi kepribadian yang terkait dengan pengawas sekolah. Kompetensi
kepribadian pengawas sekolah/madrasah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam
menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang bertanggung
jawab, kreatif, ingin tahu, dan memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi
orang lain
Unsur-
unsur yang harus dimiliki pengawas seolah terkait Kompetensi Kepribadian
1. Memiliki
tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan
2. Kreatif
dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaiatan dengan kehidupan
pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya
3. Memiliki
rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang menunjang tugas
pokok dan tanggung jawabnya
4.
Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan
pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan
1. MEMILIKI TANGGUNG JAWAB
Profesi
apapun yang dipilih pasti menuntut tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan
Permen Diknas No.12/2007 tentang Standar Pengawas S/M bahwa tugas pengawas
Satuan Pendidikan adalah:
1.
melaksanakan pengawasan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah
2.
meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dan hasil prestasi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan
Untuk itu, pengawas harus
memliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain (Kepsek, guru dan
karyawan), mampu memotivasi mereka untuk maju dan berubah ke arah lebih baik. Setiap
manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Setiap tipe kepribadian
memiliki prioritas yang berbeda baik dalam bertindak, berintegrasi, maupun
bereaksi dengan orang lain, Karena perbedaan inilah pengawas perlu memiliki
bekal untuk mengenal perbedaan kepribadian, baik kepribadian dirinya maupun
oranglain. Pengawas sekolah harus memiliki
sikap tangung jawab kepada dirinya, kepada agamanya, kepada pemerintah,
kepada masyarakat, dan kepada sekolah. Jika sikap tanggung jawab tersebut telah
tertanam pada dirinya, maka ia akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya
secara maksimal.
Pengawas sekolah harus
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap maju mundurnya pengelolaan sekolah
yang dibinanya. Ia harus mampu mengendalikan diri dari sesusatu yang merugikan.
Perilaku pengawas yang bertanggung jawab akan selalu mempertimbangkan mamfaat
dan resiko ucapan dan perbuatannya, merencanakan segala sesuatu sebelum
melaksanakannya, tidak mudah menyerah dan terus mengupayakan keberhasilan, melakukan
yang terbaik setiap saat, menjaga ucapan dan tindakan, dan loyal dalam mentati
perintah sesuai dengan tugas dan kewajiban.
A. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Menurut
William Marston, tipe kepribadian dapat diketahui melalui observasi terhadap
pola prilaku yang ditampilkannya. Menurut beliau tipe kepribadian itu terdiri
dari : dominant, inspiring, supportive, dan cautious.
1.
Dominant
·
Yang disukai tipe ini:
kegiatan,
kompetisi, kerja keras, melakukan sesuatu, tantangan, mendapatkan hasil, menjadi pimpinan,
menyelesaikan tugas-tugas, dst.
·
Lingkungan yang dibutuhkan:
kebebasan,
kewenangan, kegiatan yang bervariasi, kesempatan berkembang
·
Gaya komunikasi:
Komunikasi
lugas, terus terang
·
Kelemahan:
Kurang
sensitif terhadap orang lain, kurang bisa santai, kurang sabar
2. Tipe Inspiring
·
Yang disukai tipe ini :
Mempengaruhi orang lain, rencana
jangka pendek, membuat orang tertawa,
melakukan banyak hal/kegiatan, berbincang-bincang dengan orang lain, prestise
dianggap penting
·
Tampilannya:
Banyak bicara, pandai memulai
hubungan, menyenangkan, cenderung membesar-besarkan,
mudah gembira, senang menonton
·
Lingkungan yang dibutuhkan:
Prestise, hubungan persahabatan,
kesempatan mempengaruhi orang lain,
kesempatan untuk mengemukakan ide
·
Gaya:
bersahabat dan komunikasi informal
·
Kelemahan:
Kurang bisa mengelola waktu,
kurang realistis, kurang mendengarkan orang lain, kurang memperhatikan
penyelesaian tugas
3. Tipe Supportive
·
Yang disukai:
Perdamaian, harmoni, ketenteraman hati,
kelopok persahabatan, kerja tim, kerja sama
·
Lingkungan yang dibutuhkan:
Wilayah
khusus, identifikasi dengan kelompok, pola kerja yang mapan, situasi yang stabil
·
Gaya komunikasi:
Komunikasi yang hangat, terbuka dan tulus
·
Kelemahan:
Sulit
menghadapi perubahan, kurang mampu mengatakan tidak, sulit bertindak bebas
3. Tipe Cautious
·
Yang disukai:
Konsistensi, kerja hebat,
mengerjakan dengan tepat, informasi/data, nilai, kualitas, segala sesuatu berjalan
benar, ada perencanaan, prosedur, kejujuran
·
Lingkungan yang dibutuhkan:
Tugas yang ditentukan jelas,
sumber daya dan waktu yang cukup, bebas
mengajukan pertanyaan, resiko terbatas, tugas yang membutuhkan perencanaan dan
ketetapan
·
Gaya komunikasi:
Komunikasi yang logis, tepat dan detail
·
Kelemahan:
Analisis berlebihan, kurang
mampu menepati deadline, perfeksionis, kurang
mampu mengekspresikan perasaan, kurang memperhatikan pentingnya perasaan orang
lain
B. CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG LEBIH BAIK
Bila
sudah mengenali kepribadian diri sendiri, kita berupaya mengenali diri kepala
sekolah, guru, dan staf untuk menentukan cara yang terbaik berintegrasi dengan
mereka. Hal ini lebih memudahkan kita menjalankan tugas kepengawasan
Hal –hal yang Berhubungan
dg yg memiliki tipe Dominant
Keuntungan:
Cita-cita,
kebanggaan, dan keinginan untuk mencapai tujuan akan menjadi sangat positif dan
saling menguatkan
Keasulitan:
Kekuatan
untuk saling bersaing merupakan tantangan besar. Kita maupun orang ini
sama-sama tidak mau mundur atau menyerah
Strategi: Jangan
memaksakan persoalan, biarkan dia memiliki alternatif pilihan dan
peng-endalian. Jangan beradu argumen atau ultimatum. Arahkan pada pekerjaan
Hal –hal yang Berhubungan dg yg
memiliki tipe INSPIRING
Keuntungan:
Baik
kita maupun orang tipe ini adalah orang yang bergerak cepat. Orang ini ingin
menyenangkan kita dan mengikuti kepemimpinan kita
Kesulitan:
Orang
tipe ini ingin bersenang-senang dan berprinsip “biarkan hidup berjalan apa
adanya”. Dia kurang mampu mendukung kita dalam menjalankan tugas, orang ini
lebih terfokus pada orang daripada tugas
Strategi: Orang
ini tidak bisa fokus pada satu hal, tapi banyak hal. Bantulah dia dalam
menyelesaikan tugas dengan cara “bekerja bersama dia”. Jadikan segala sesuati
itu menyenangkan. Biarkan ia berbicara dan bersosialisasi. Terimalah
ekspresi emosi/perasaannya
Hal
–hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe SUPPORTIVE
Keuntungan: Kita
senang memimpin, dia juga senang mengikuti dan menolong. Orang supportif akan
merasa aman selama kita menampilkan prilaku yang terkendali dan stabil
Kesulitan: Jika
kita terlalu keras ia merasa terintimidasi. Kita bisa salah paham, menganggap
kelembutannya sebagai “lemah”, sehingga bisa bahaw ia merasa ditolak. Orang ini
cenderung bergerak lambat.
Strategi: Kita
harus bersabar. Uraikanlah segala sesuatu secara rinci dan tahap demi tahap
dalam menyelesaikan tugas. Komunikasikan dengan tenang dan cara yang lembut.
Sering-sering mengekspresikan penghargaan.
Hal
–hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe Cautious
Keuntungan:
Kita
dan orang ini terfokus pada tugas dan senang bekerja secara independen. Karena
dia cenderung secara detail, kita dapat menyelesaikan banyak tugas
bersama-sama.
Kesulitan:
Kita
ingin bergerak cepat, sedangkan orang ini sangat banyak pertimbangan. Kita
ingin dikerjakan sekarang, dia lebih terfokus segala sesuatu dikerjakan secara
benar. Bila kita kendalikan sesuatu, ia merasa ditekan
Strategi:
Jangan
tergesa-gesa atau menekan orang ini, juga jangan mengkritiknya. Sabarlah dan
berilah ia waktu untuk membuat keputusan. Relakan hati kita menjawab
pertanyaannya dengan cara yang sopan. Jangan harap orang ini mau mengambil
resiko.
2. Kreatif.
Kreatif
dalam bekerja dan berusaha memecahkan masalah, baik yang berkaitan dengan kehidupan
pribadinya maupun masalah, masalah orang lain dan juga masalah mengenai tugasnya sebagai pengawas sekolah.
Kreatif
adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hal baru
dari sesuatu yang dimiliki. Pengawas sekolah harus memiliki daya kreatifitas
yang tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan meningkatkan
kualitas pendidikan. Pendidikan adalah dinamis, maka pengawas sekolah juga
harus selalu belajar untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan
memikirkan perspektif pendidikan dimasa yang akan datang.
Idealnya
seorang pengawas memiliki citra yang baik dan wibawa akademik di hadapan guru
dan kepala sekolah yang dibinanya sehingga kehadirannya di sekolah dapat
melaksanakan fungsi pengawasan akademik dan manajerial sebagaimana mestinya.
Kepada pengawas lah guru dan kepala sekolah akan mengkonsultasikan berbagai
permasalahan yang dihadapi di sekolah baik sebagai pribadi maupun sebagai
pendidik profesional. Beragam persoalan yang dikemukakan memerlukan pemikiran
yang berbeda dan cara penyelesaian yang tepat sehingga dicapai hasil yang
diharapkan. Implikasinya seorang pengawas harus memahami konsep kreativitas dan
belajar bersikap kreatif agar dapat memandang permasalahan secara komprehensif
dan merekomendasi solusi yang paling tepat.
Proses
Kreatif, dapat digambarkan dalam empat tingkatan, yaitu :
1.
Tingkat persiapan, usaha dibuat untuk memahami dan mengerti tentang kebutuhan personal. Individu memberikan
perhatian secara mendetail terhadap objek sehingga dipahami secara utuh dalam
berbagai dimensi sudut pandang. Sudut pandang paling tidak meliputi kondisi
fisik objek, kegunaan atau manfaat, serta suasana atau situasi yang terbentuk
karena keberadaan objek. Kebutuhan individu akan terkait dengan ketiga sudut
pandang secara parsial, kombinasi maupun sebagai keutuhan. Contoh pada saat
melihat kursi siswa, individu akan memberikan perhatian dari sisi fisik apakah
bentuknya cukup mewakili sebuah kursi atau tempat untuk duduk dan apakah tidak
ada bagian yang membahayakan. Dari sudut pandang kegunaan atau manfaat apakah
kursi cukup kuat untuk diduduki atau menahan berat badan siswa. Dari sudut
pandang suasana atau situasi yang tercipta apakah posisi kursi tidak
menghalangi siswa atau guru berjalan, mendukung suanasana kelas yang
menyamankan dan apakah cukup pantas untuk menempati bagian dari ruangan.
2.
Tingkat inkubasi (pengeraman), yaitu upaya untuk mengembangkan ide dari perhatian yang diberikan untuk menjawab
persoalan yang dihadapi individu. Contoh : pada saat sekolah memiliki ruangan
dengan ukuran tertentu yang harus menampung sejumlah siswa untuk duduk dan
menulis, maka bentuk dan ukuran kursi seperti apa yang harus dibuat atau dibeli
sehingga memenuhi tujuan yang diharapkan.
3.
Tingkat wawasan, yang membawa individu pada pengertian baru. Artinya terbuka kemungkinan terjadi perubahan bentuk,
ukuran dan fungsi dari suatu objek untuk memenuhi beberapa tujuan yang
diharapkan. Contoh : ruangan yang ada tidak memungkinkan diisi dengan meja dan
kursi karena akan membuat siswa tidak leluasa bergerak. Yang dibutuhkan adalah
kursi yang juga berfungsi sebagai meja dan tempat menyimpan barang/ tas, cukup
ringan untuk dipindahkan dan dirapihkan dengan cara melipat kursi, mampu
menahan beban sebarat 30 – 50 kg dan tinggi 120 – 160 cm, serta cukup memberi
ruangan untuk bergerak keluar dan duduk.
4.
Tingkat pengesahan/penemuan, yang menyadarkan individu tentang ide kreatif pengesahan atau tingkat implementasi. Upaya
mewujudkan ide dalam bentuk nyata. Contoh : untuk memperoleh kursi sesuai
kebutuhan pada tingkat wawasan awalnya perlu dibuatkan gambar, mempertimbangkan
bahan, mengerjakan, menata dalam ruangan dan memanfaatkan benda baru.
3. Rasa Ingin Tahu.
Untuk
memaksimalkan tugas sebagai pengawas sekolah, ia harus memiliki rasa ke ingin
tahuan akan hal-hal yang baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi
serta seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya.
Rasa
ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih dalam dan lebih luas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar,
dengan sikap keingintahuannya ini pengawas dapat meningkatkan komitmen kerjanya
dalam mencapai visi misi sekolah. Pengawas yang profesional dengan rasa ingin
tahunya yang tinggi, maka ia akan selalu meningkatkan komptensinya untuk
belajar dan belajar, selalu menggali informasi dari berbagai sumber untuk
mendapatkan informasi dalam rangka memenuhi rasa keingintahuannya.
4. Motivasi Kerja.
Berusaha
menumbuhkan motivasi untuk bekerja pada dirinya, serta mampu mempengaruhi atau
memotivasi seluruh stakeholder pendidikan.
Kerja
keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Pengawas sekolah dengan kerja keras akan menjadikan pengawas
sukses. Di imbangi dengan karakter lainya seperti disiplin, tanggung jawab dan
religus dia akan dapat melaksanakan tugas dengan baik, menyelesaikan
permasalahan dilapangan secapatnya sehingga tidak berkepanjangan
Jika
4 unsur ini telah dapat tertanam pada diri setiap pengawas sekolah, dengan
sendirinya pengetahuan dan kinerja pengawas sekolah tersebut yang akan mampu
mendorong meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah binaannya.
Referensi
:
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah / Madrasah
https://www.kompasiana.com/munawarman5825/5bc7f4136ddcae3d4e6ed593/standar-kepribadian-ruh-pengawas-sekolah,
diakses 22 Juli 2021
https://suaidinmath.wordpress.com/2010/04/24/kreatifitas/
diakses 22 Juli 2021
https://nurmaherawatifaizal.wordpress.com/2015/04/17/pengawas-sekolah-berkarakter-dan-profesional/
diakses 22 Juli 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar