SCHOOL SUPERVISOR SMA PADANG PARIAMAN

Kamis, 22 Juli 2021

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH, MISDAWATI MISWAL

 

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

OLEH : MISDAWATI, M. Pd

 

Menurut Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 Pengawas Sekolah adalah guru yang di angkat menjadi Pejabat Funsional Pengawas. Untuk melaksanakan tupoksi pengawas sekolah, ada beberapa kompetensi yang harus dimilikinya. Kompetensi pengawas sekolah di atur di dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Kompetensi Kepribadian, Supervisi Manajerial, Supervisi Akademik, Evaluasi Pendidikan, Penelitian Pengembangan, dan Sosial.

Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki seorang pengawas sekolah adalah standar kepribadian, dalam tulisan ini saya akan uraikan beberapa hal yang terkait dengan kompetensi kepribadian yang terkait dengan pengawas sekolah. Kompetensi kepribadian pengawas sekolah/madrasah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang bertanggung jawab, kreatif, ingin tahu, dan memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi orang lain

 

Unsur- unsur yang harus dimiliki pengawas seolah terkait Kompetensi Kepribadian

1.   Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan

2.   Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaiatan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya

3.   Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan  seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya

4.   Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan

 

1.   MEMILIKI TANGGUNG JAWAB

 

Profesi apapun yang dipilih pasti menuntut tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan Permen Diknas No.12/2007 tentang Standar Pengawas S/M bahwa tugas pengawas Satuan Pendidikan adalah:

1.   melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah

2.   meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan hasil prestasi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan

Untuk itu, pengawas harus memliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain (Kepsek, guru dan karyawan), mampu memotivasi mereka untuk maju dan berubah ke arah lebih baik. Setiap manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Setiap tipe kepribadian memiliki prioritas yang berbeda baik dalam bertindak, berintegrasi, maupun bereaksi dengan orang lain, Karena perbedaan inilah pengawas perlu memiliki bekal untuk mengenal perbedaan kepribadian, baik kepribadian dirinya maupun oranglain. Pengawas sekolah harus memiliki sikap tangung jawab kepada dirinya, kepada agamanya, kepada pemerintah, kepada masyarakat, dan kepada sekolah. Jika sikap tanggung jawab tersebut telah tertanam pada dirinya, maka ia akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya secara maksimal.

Pengawas sekolah harus memiliki tanggung jawab yang besar terhadap maju mundurnya pengelolaan sekolah yang dibinanya. Ia harus mampu mengendalikan diri dari sesusatu yang merugikan. Perilaku pengawas yang bertanggung jawab akan selalu mempertimbangkan mamfaat dan resiko ucapan dan perbuatannya, merencanakan segala sesuatu sebelum melaksanakannya, tidak mudah menyerah dan terus mengupayakan keberhasilan, melakukan yang terbaik setiap saat, menjaga ucapan dan tindakan, dan loyal dalam mentati perintah sesuai dengan tugas dan kewajiban.

 

A.  TIPE-TIPE KEPRIBADIAN

Menurut William Marston, tipe kepribadian dapat diketahui melalui observasi terhadap pola prilaku yang ditampilkannya. Menurut beliau tipe kepribadian itu terdiri dari : dominant, inspiring, supportive, dan cautious.

 

1.  Dominant

·         Yang disukai tipe ini:

        kegiatan, kompetisi, kerja keras, melakukan sesuatu, tantangan,  mendapatkan hasil, menjadi pimpinan, menyelesaikan tugas-tugas, dst.

·         Lingkungan yang dibutuhkan:

        kebebasan, kewenangan, kegiatan yang bervariasi, kesempatan  berkembang

·         Gaya komunikasi:

        Komunikasi lugas, terus terang

·         Kelemahan:

        Kurang sensitif terhadap orang lain, kurang bisa santai, kurang sabar

 

2.  Tipe Inspiring

·         Yang disukai tipe ini :

                Mempengaruhi orang lain, rencana jangka pendek, membuat orang  tertawa, melakukan banyak hal/kegiatan, berbincang-bincang dengan orang lain, prestise dianggap penting

·         Tampilannya:

                Banyak bicara, pandai memulai hubungan, menyenangkan, cenderung  membesar-besarkan, mudah gembira, senang menonton

·         Lingkungan yang dibutuhkan:

                Prestise, hubungan persahabatan, kesempatan mempengaruhi orang  lain, kesempatan untuk mengemukakan ide

·         Gaya:

                  bersahabat dan komunikasi informal

·         Kelemahan:

                Kurang bisa mengelola waktu, kurang realistis, kurang mendengarkan orang lain, kurang memperhatikan penyelesaian tugas

 

3.  Tipe Supportive

·         Yang disukai:

     Perdamaian, harmoni, ketenteraman hati, kelopok persahabatan,   kerja tim, kerja sama

·         Lingkungan yang dibutuhkan:

Wilayah khusus, identifikasi dengan kelompok, pola kerja yang mapan,  situasi yang stabil

·         Gaya komunikasi:

                 Komunikasi yang hangat, terbuka dan tulus

·         Kelemahan:

Sulit menghadapi perubahan, kurang mampu mengatakan tidak, sulit  bertindak bebas

3.  Tipe Cautious

·         Yang disukai:

                Konsistensi, kerja hebat, mengerjakan dengan tepat, informasi/data,  nilai, kualitas, segala sesuatu berjalan benar, ada perencanaan, prosedur, kejujuran

·         Lingkungan yang dibutuhkan:

                Tugas yang ditentukan jelas, sumber daya dan waktu yang cukup,  bebas mengajukan pertanyaan, resiko terbatas, tugas yang membutuhkan perencanaan dan ketetapan

·         Gaya komunikasi:

                  Komunikasi yang logis, tepat dan detail

·         Kelemahan:

                Analisis berlebihan, kurang mampu menepati deadline, perfeksionis,  kurang mampu mengekspresikan perasaan, kurang memperhatikan pentingnya perasaan orang lain

 

B.  CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG LEBIH BAIK

 

Bila sudah mengenali kepribadian diri sendiri, kita berupaya mengenali diri kepala sekolah, guru, dan staf untuk menentukan cara yang terbaik berintegrasi dengan mereka. Hal ini lebih memudahkan kita menjalankan tugas kepengawasan

 

Hal –hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe Dominant

 

Keuntungan: Cita-cita, kebanggaan, dan keinginan untuk mencapai tujuan akan menjadi sangat positif dan saling menguatkan

Keasulitan: Kekuatan untuk saling bersaing merupakan tantangan besar. Kita maupun orang ini sama-sama tidak mau mundur atau menyerah

Strategi: Jangan memaksakan persoalan, biarkan dia memiliki alternatif pilihan dan peng-endalian. Jangan beradu argumen atau ultimatum. Arahkan pada pekerjaan

 

Hal –hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe INSPIRING

Keuntungan: Baik kita maupun orang tipe ini adalah orang yang bergerak cepat. Orang ini ingin menyenangkan kita dan mengikuti kepemimpinan kita

Kesulitan: Orang tipe ini ingin bersenang-senang dan berprinsip “biarkan hidup berjalan apa adanya”. Dia kurang mampu mendukung kita dalam menjalankan tugas, orang ini lebih terfokus pada orang daripada tugas

Strategi: Orang ini tidak bisa fokus pada satu hal, tapi banyak hal. Bantulah dia dalam menyelesaikan tugas dengan cara “bekerja bersama dia”. Jadikan segala sesuati itu menyenangkan. Biarkan ia berbicara dan bersosialisasi. Terimalah ekspresi emosi/perasaannya

 

Hal –hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe SUPPORTIVE

Keuntungan: Kita senang memimpin, dia juga senang mengikuti dan menolong. Orang supportif akan merasa aman selama kita menampilkan prilaku yang terkendali dan stabil

Kesulitan: Jika kita terlalu keras ia merasa terintimidasi. Kita bisa salah paham, menganggap kelembutannya sebagai “lemah”, sehingga bisa bahaw ia merasa ditolak. Orang ini cenderung bergerak lambat.

Strategi: Kita harus bersabar. Uraikanlah segala sesuatu secara rinci dan tahap demi tahap dalam menyelesaikan tugas. Komunikasikan dengan tenang dan cara yang lembut. Sering-sering mengekspresikan penghargaan.

 

Hal –hal yang Berhubungan dg yg memiliki tipe Cautious

Keuntungan: Kita dan orang ini terfokus pada tugas dan senang bekerja secara independen. Karena dia cenderung secara detail, kita dapat menyelesaikan banyak tugas bersama-sama.

Kesulitan: Kita ingin bergerak cepat, sedangkan orang ini sangat banyak pertimbangan. Kita ingin dikerjakan sekarang, dia lebih terfokus segala sesuatu dikerjakan secara benar. Bila kita kendalikan sesuatu, ia merasa ditekan

Strategi: Jangan tergesa-gesa atau menekan orang ini, juga jangan mengkritiknya. Sabarlah dan berilah ia waktu untuk membuat keputusan. Relakan hati kita menjawab pertanyaannya dengan cara yang sopan. Jangan harap orang ini mau mengambil resiko.

 

2. Kreatif.

 

Kreatif dalam bekerja dan berusaha memecahkan masalah, baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun masalah, masalah orang lain dan juga masalah  mengenai tugasnya sebagai pengawas sekolah.

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hal baru dari sesuatu yang dimiliki. Pengawas sekolah harus memiliki daya kreatifitas yang tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah dinamis, maka pengawas sekolah juga harus selalu belajar untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan memikirkan perspektif pendidikan dimasa yang akan datang.

Idealnya seorang pengawas memiliki citra yang baik dan wibawa akademik di hadapan guru dan kepala sekolah yang dibinanya sehingga kehadirannya di sekolah dapat melaksanakan fungsi pengawasan akademik dan manajerial sebagaimana mestinya. Kepada pengawas lah guru dan kepala sekolah akan mengkonsultasikan berbagai permasalahan yang dihadapi di sekolah baik sebagai pribadi maupun sebagai pendidik profesional. Beragam persoalan yang dikemukakan memerlukan pemikiran yang berbeda dan cara penyelesaian yang tepat sehingga dicapai hasil yang diharapkan. Implikasinya seorang pengawas harus memahami konsep kreativitas dan belajar bersikap kreatif agar dapat memandang permasalahan secara komprehensif dan merekomendasi solusi yang paling tepat.

 

Proses Kreatif, dapat digambarkan dalam empat tingkatan, yaitu :

 

1. Tingkat persiapan, usaha dibuat untuk memahami dan mengerti tentang  kebutuhan personal. Individu memberikan perhatian secara mendetail terhadap objek sehingga dipahami secara utuh dalam berbagai dimensi sudut pandang. Sudut pandang paling tidak meliputi kondisi fisik objek, kegunaan atau manfaat, serta suasana atau situasi yang terbentuk karena keberadaan objek. Kebutuhan individu akan terkait dengan ketiga sudut pandang secara parsial, kombinasi maupun sebagai keutuhan. Contoh pada saat melihat kursi siswa, individu akan memberikan perhatian dari sisi fisik apakah bentuknya cukup mewakili sebuah kursi atau tempat untuk duduk dan apakah tidak ada bagian yang membahayakan. Dari sudut pandang kegunaan atau manfaat apakah kursi cukup kuat untuk diduduki atau menahan berat badan siswa. Dari sudut pandang suasana atau situasi yang tercipta apakah posisi kursi tidak menghalangi siswa atau guru berjalan, mendukung suanasana kelas yang menyamankan dan apakah cukup pantas untuk menempati bagian dari ruangan.

2. Tingkat inkubasi (pengeraman), yaitu upaya untuk mengembangkan ide dari  perhatian yang diberikan untuk menjawab persoalan yang dihadapi individu. Contoh : pada saat sekolah memiliki ruangan dengan ukuran tertentu yang harus menampung sejumlah siswa untuk duduk dan menulis, maka bentuk dan ukuran kursi seperti apa yang harus dibuat atau dibeli sehingga memenuhi tujuan yang diharapkan.

3. Tingkat wawasan, yang membawa individu pada pengertian baru. Artinya  terbuka kemungkinan terjadi perubahan bentuk, ukuran dan fungsi dari suatu objek untuk memenuhi beberapa tujuan yang diharapkan. Contoh : ruangan yang ada tidak memungkinkan diisi dengan meja dan kursi karena akan membuat siswa tidak leluasa bergerak. Yang dibutuhkan adalah kursi yang juga berfungsi sebagai meja dan tempat menyimpan barang/ tas, cukup ringan untuk dipindahkan dan dirapihkan dengan cara melipat kursi, mampu menahan beban sebarat 30 – 50 kg dan tinggi 120 – 160 cm, serta cukup memberi ruangan untuk bergerak keluar dan duduk.

4. Tingkat pengesahan/penemuan, yang menyadarkan individu tentang ide kreatif  pengesahan atau tingkat implementasi. Upaya mewujudkan ide dalam bentuk nyata. Contoh : untuk memperoleh kursi sesuai kebutuhan pada tingkat wawasan awalnya perlu dibuatkan gambar, mempertimbangkan bahan, mengerjakan, menata dalam ruangan dan memanfaatkan benda baru.

 

3.  Rasa Ingin Tahu.

 

Untuk memaksimalkan tugas sebagai pengawas sekolah, ia harus memiliki rasa ke ingin tahuan akan hal-hal yang baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan teknologi serta seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya.

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan lebih luas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar, dengan sikap keingintahuannya ini pengawas dapat meningkatkan komitmen kerjanya dalam mencapai visi misi sekolah. Pengawas yang profesional dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, maka ia akan selalu meningkatkan komptensinya untuk belajar dan belajar, selalu menggali informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi dalam rangka memenuhi rasa keingintahuannya.

 

4.  Motivasi Kerja.

 

Berusaha menumbuhkan motivasi untuk bekerja pada dirinya, serta mampu mempengaruhi atau memotivasi seluruh stakeholder pendidikan.

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Pengawas sekolah dengan kerja keras akan menjadikan pengawas sukses. Di imbangi dengan karakter lainya seperti disiplin, tanggung jawab dan religus dia akan dapat melaksanakan tugas dengan baik, menyelesaikan permasalahan dilapangan secapatnya sehingga tidak berkepanjangan

 

Jika 4 unsur ini telah dapat tertanam pada diri setiap pengawas sekolah, dengan sendirinya pengetahuan dan kinerja pengawas sekolah tersebut yang akan mampu mendorong meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah binaannya.

 

Referensi :

 

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah

 

https://www.kompasiana.com/munawarman5825/5bc7f4136ddcae3d4e6ed593/standar-kepribadian-ruh-pengawas-sekolah, diakses 22 Juli 2021

 

https://suaidinmath.wordpress.com/2010/04/24/kreatifitas/ diakses 22 Juli 2021

 

https://nurmaherawatifaizal.wordpress.com/2015/04/17/pengawas-sekolah-berkarakter-dan-profesional/ diakses 22 Juli 2021

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back To Top