PENDEKATAN STEM
STEM saat ini tengah menjadi isu penting dalam dunia pendidikan, terbukti dengan banyaknya Webinar-webinar yang mengambil tema
tentang STEM. Pendekatan STEM pada dasarnya mengintegrasikan empat komponen yakni
sains, teknologi, enjinering dan matematika ke dalam proses pembelajaran. Jika
dahulu keempat komponen tersebut dipahami sebagai hal yang berbeda dan
terpisah, maka sekarang komponen tersebut dintegrasikan sebagai satu kesatuan
yang saling terkait untuk menciptakan sebuah sistem pembelajaran aktif dan
aplikatif berbasis problem solving.Pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
STEAM (STEM) merupakan pendekatan pembelajaran Abad 21 yang
sangat cocok untuk diterapkan dalam kelas-kelas tradisional maupun kelas modern
guna meningkatkan kecakapan abad 21 peserta didik
• Pembelajaran Abad ke-21 perlu
memotivasi dan menginspirasi peserta
didik untuk memasuki profesi science dan engineering (bidang profesi
yang secara langsung menopang pertumbuhan ekonomi).
• Pembelajaran Abad ke-21 perlu
lebih berkontribusi pada pengembangan kemampuan kerjasama, memecahkan masalah,
kreativitas, dan inovatif yang berpotensi menopang ekonomi.
Melalui STEM ini, peserta didik diarahkan untuk mampu memecah
masalah, menemukan, inovator, mandiri, berpikir logis, melek teknologi, dan
mampu menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerjanya. Pendidikan STEM
menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja menempatkan
penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi
sebagai bentuk pemecahan masalah. Penyelidikan ilmiah jarang terjadi dalam
pendidikan teknologi dan kegiatan mendesain teknologi jarang terjadi di kelas
sains. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, desain dan penyelidikan ilmiah
secara rutin diaplikasikan secara bersamaan sebagai teknis solusi untuk masalah
dunia nyata.
Pendidikan STEM adalah
pendekatan dalam pendidikan di mana Sains, Teknologi, Enjiniring, Matematika
terintegrasi dengan proses pendidikan berfokus
pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata serta dalam
kehidupan profesional
Berikut ini akan dipaparkan perbedaan
masing – masing disiplin ilmu yang membangun pembelajaran berbasis STEM.
Science, Technology, Engineering, and Mathematic ;
Science :
Sains merupakan kajian
berhubungan dengan peristiwa alam yang melibatkan penyelidikan, penelitian dan
pengukuran untuk menjelaskan sebab akibat dari sebuah fenomena alam.
Penyelidikan dan penilitian sains dapat digunakan untuk mengidentifikasi bukti
– bukti yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ilmiah dan menjawab
permasalahan dalam kehidupan manusia.
Technology :
Inovasi atau penemuan manusia
yang dapat berupa perangkat lunak dan keras sebagai sarana untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan manusia, sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia
untuk kehidupan yang lebih maju.
Engineering :
Pengetahuan dan keterampilan
untuk mendesain, mengaplikasikan, mereplikasi serta marekayasa sebuah karya
berupa peralatan, sistem dan mesin yang dapat digunakan oleh manusia untuk
mempercepat dan mempermudah proses produksi terhadap barang dan jasa.
Mathematic :
Ilmu yang berhubungan dengan
numerasi, pola perubahan dan hubungan, ruang dan bentuk. keterampilan berpikir
secara rasional dan logis serta bernalar, dan menggunakannya secara sistematik
dan terstruktur.
Pendekatan pembelajaran berbasis STEM tidak memiliki
langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran atau lebih dikenal dengan “sintaks”,
karena STEM adalah adalah salah satu jenis pendekatan bukan model pembelajaran,
sama halnya dengan pendekatan scientific yang memiliki pola pembelajaran 5M
(Menanya, Megamati, Menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan).
Bagaimana integrasi STEM dalam pembelajaran?
Beberapa model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendekatan pembelajaran berbasis STEM
diantanya :
1.
The
Process of STEM Project Based Learning (Laboy – Rush)
1. Reflection
Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks masalah dan
memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai
menyelidiki/investigasi.
2. Research
Tahap kedua dapat mengambil bentuk penelitian siswa, guru membimbing dalam konsep sains, siswa
memilih bacaan atau mengumpulkan
informasi dari sumber yang relevan.
3. Discovery
Tahap penemuan umumnya menjembatani penelitian dan informasi yang sudah
dikenal dengan langkah-langkah proyek. Siswa mulai menemukan proses
pembelajaran dan menentukan apa yang masih belum diketahui
4. Application
Dalam tahap aplikasi, siswa memodelkan suatu pemecahan masalah , siswa
menguji model yang dirancang, berdasarkan hasil pengujian siswa dapat mengulang
ke langkah sebelumnya
5. Communi-cation
Tahap akhir dalam setiap proyek adalah mempresentasikan model dan
solusi langkah ini untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi dan kolaborasi serta kemampuan untuk menerima dan
menerapkan umpan balik yang membangun
2. The Process of STEM Project Based
Learning
1. Reflection
melatih
siswa menemukan konteks masalah untuk
mulai menyelidiki/investigasi
2. Research
melatih
siswa memilih bacaan atau mengumpulkan
informasi dari sumber yang relevan.
3. Discovery
melatih siswa
menemukan proses pembelajaran dan menentukan apa yang masih belum diketahui
4. Application
melatihkan siswa pemecahan masalah, siswa menguji model
yang dirancang, berdasarkan hasil pengujian siswa dapat mengulang ke langkah
sebelumnya
5. Communi-cation
mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi
serta kemampuan untuk menerima dan menerapkan umpan balik yang membangun
3.
Project-Based Learning (PjBL) – (Lucas)
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pada tahapan ini siswa diberikan beberapa pertanyaan terkait masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari - hari
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for
the Project)
Dalam perencanaan mendesain sebuah proyek, siswa diajak untuk membahasnya secara berkelompok, ada beberapa poin dalam perencanaan sebuah proyek, diantaranya dapatkan proyek yang direncanakan menjawab pertanyaan yang esensial tadi ?, bagaimana cara membuatnya ?, apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang terselesaikannya proyek tersebut ?
Ke tiga pertanyaan tersebut di atas setidaknya telah mampu terjawab pada tahap mendesain sebuah proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Untuk tahap penyusunan jadwal, siswa diharapkan membuat semacam time line pelaksanaan proyek tiap hari, kegiatan apa saja yang dilakukan setiap harinya agar proyek tidak terbengkalai.
Selain itu pada tahap ini siswa juga harus menyusun jadwal start and finish, kapan sebuah proyek akan dimulai dan yang terpenting kapan proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan perencanaan.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the Project)
Dalam tahap ini guru diharapkan dapat menjadi mentor yang baik dalam mengawal siswa dalam setiap tahapan pelaksanaan proyek yang mereka selesaikan, guru harus menjadi fasilitator mendorong semua siswa agar aktif dalam proyek tersebut.
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Tahapan pengujian hasil merupakan tahapan untuk membantu guru dalam mengukur sejauh mana ketercapaian pembelajaran melalui proyek yang dihasilkan siswa.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the
Experience)
Tahapan akhir dalam sebuah model pembelajaran ini berguna untuk merefleksi dan mendengarkan curahan hati dan pengalaman para siswa dalam proses penyelesaian sebuah proyek, evaluasi dapat dilakukan secara berkelompuk maupun individu.
Dalam proses evaluasi ini nantinya akan ditemukan sebuah masalah, hambatan dan tantangan dari pengalaman siswa menyelesaikan proyek, dari hal tersebut dapat dibuat sebuah terobosan baru untuk membuat sebuah inovasi yang lebih baik dan efisien.
4. 5E Model with Engineering Design
Process
5
E step
|
Design
Process step
|
Engagement
|
Identify
problem and constraints
|
Exploration
|
Research Ideate; Analyze ideas
|
Explanation
|
Research Ideate ;
Analyze ideas
|
Elaboration/Extension
|
Build and Communicate
|
Evaluation
|
Test
and refine; Reflect
|
Dalam pembelajaran STEM mampu mendukung dan
mengimplementasikan beberapa hal, diantaranya :
Dalam Pembelajaran
1. Implementasi 5 Pilar Pendidikan di Indonesia.
Learning to belive in god (Belajar untuk meyakini Tuhan yang maha esa)
Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
Learning to do (Belajar untuk melakukan / melatih)
Learning to live together (belajar hidup bersama /
kolaborasi)
Learning to be (Belajar untuk menjadi manusia yang utuh)
2. Penguatan pendidikan karakter
Ada beberapa macam karakter yang perlu dikembangkan, baik itu karakter kinerja maupun karakter pribadi.
3. Kecakapan Abad 21 / 4 C
Collaboration, Kolaborasi atau kemampuan untuk bekerjasama dalam kelompok / tim
Critical Thinking, Berpikir kritis
Communicative, Keterampilan berkomunikasi yang efektif
Creative, kreatif dan mampu menghasilkan solusi yang
inovatif
Dalam PERMENDIKBUD mencakup 3 hal pokok :
1. Standar Proses : Memenuhi dalam pembelajaran HOTS
(Higher Order Thinking Order)
2. Standar Penilaian : Termasuk dalam asesmen
otentik
3. KI dan KD : Berisi muatan KI 3
pengetahuan dan KI 4 keterampilan
Muatan LITERASI : Mencakup literasi baca tulis, literasi hitung, literasi sains, literasi keuangan, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi budaya dan kewarganegaraan.
Karakteristik STEM
Berikut beberapa karakteristik dari pendekatan pembelajaran berbasis STEM :
- Integrasi antara Sains,
Teknologi, Enjinering (mesin) dan Matematika dalam satu pokok pembahasan.
- Diterapkan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL)
- Sesuai dengan kehidupan
nyata, bersifat Konstektual
- Menyiapkan generasi yang
memiliki SDM sesuai dengan kecakapan Abad 21
- Sesuai dengan tuntutan
revolusi industry 4.0
- Penerapan pembelajaran yang
bertujuan untuk melatihkan Soft skill dan Hard skill
Karakteristik
Pembelajaran STEM
Salah satu ciri pembelajaran STEM adalah adanya Engineering Design
Process digunakan untuk mengintegrasikan Science, Mathematics dan
Technology
Framework for STEM Education
1. Engineering Design
Process (Capraro),
2. Design
Thinking (Dawn M. White)
3. Engineering Design
Process ( Ane Jolly)
Design Thinking as a
Framework for STEM Education (
diterapkan di negara Victoria)
Engineering
Design Process From
STEM by Design by Anne Jolly (2017 )
Alur Berpikir EDP
dalam STEM
Engineering Design Process
Engineering Design Process
• EDP bersifat fleksibel. Terdapat banyak variasi EDP,
dalam konteks jenjang SD EDP disederhanakan menjadi lima langkah (EIE, 2019).
• EDP
merupakan sebuah siklus yang mana tidak ada titik mulai dan akhir secara resmi.
EDP bisa mulai dari langkah mana saja, fokus pada satu langkah, mundur dan maju
diantara langkah-langkah, atau mengulangi siklus EDP. Sebagai contoh, setelah
memodifikasi atau improve, kegiatan EDP bisa dimulai lagi dari awal
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (EIE, 2019)
• Namun,
dalam proses pembelajaran disarankan EDP dimulai dari langkah Ask.
Kriteria Pembelajaran STEM
•
Engineering Design Process
digunakan untuk mengintegrasikan Science, Mathematics dan Technology
•
Siswa fokus pada pemecahan masalah kehidupan nyata atau tantangan
engineering.
•
Konten Matematika dan IPA berbasis standar,
sesuai dengan level dan aplikatif.
•
Siswa secara regular bekerja dalam tim
untuk merencanakan, mendesain, membuat purwarupa atau produk kemudian menguji
dan mengevaluasi serta merencanakan untuk berimprovisasi.
•
Siswa menggunakan pendekatan komunikasi
bervariasi untuk mendeskripsikan tantangan dan menyajikan hasil.
•
Guru memfasilitasi pembelajaran berbasis
inkuiri, berpusat pada siswa dan fitur-fitur investigasi hands-on.
•
Kegagalan dianggap sebagai bagian alami
dari proses desain dan langkah penting menuju pembuatan solusi yang sukses.
•
Siswa dikenalkan karir STEM dan/atau
aplikasi dalam kehidupan.
(STEM by Design, Anne Jolly,
2017)
Contoh Kegiatan Pembelajaran
Model PjBL STEM
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A.Identitas
Sekolah :
SMA Negeri 9 Semarang
Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Materi Pokok : Sifat Koligatif Larutan (PenurunanTitik Beku Larutan)
Alokasi Waktu : 4 JP
B.Tujuan Pembelajaran
Melalui model
pembelajaran Project Based Learning STEM
dengan didukung berbagai macam referensi, diharapkan peserta didik dapat
menggali informasi dari berbagai sumber belajar dengan Teknologi (memiliki
sikap ingin tahu), aktif dan bekerjasama (collaboration, gotong royong) dalam
mengolah informasi, kreatif dan inovatif (creativities, kemandirian) dalam
melakukan rancangan rekayasa sederhana (enjiniring), teliti dalam melakukan
percobaan,pengamatan, menganalisis data hasil percobaan (mathematic) dengan
jujur dan bertanggung jawab (integritas),
serta menyampaikan pendapat (communication), menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik (critical thinking) untuk
menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada topik
penurunan titik beku serta dapat menyajikan (communication) secara kreatif (creativities)hasil
penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari.
C.Langkah-langkah
Pembelajaran
Fase
1: Reflection
1.
Peserta didik
diminta menjawab pertanyaan apersepsi
2.
Peserta didik
mendapat motivasi belajar dengan cara mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari
Fase 2: Research
1.
Peserta didik
berdiskusi dan menentukan masalah dikaitkan dengan proses pembuatan es puter
2.
Peserta didik
mempelajari proses pembuatan es puter yang biasa dilakukan secara tradisional
melalui berbagai sumber.
3.
Peserta didik
diharapkan menanya.
4.
Peserta didik
mencari informasi tentang
·
Sifat
koligatif larutan yaitu tentang banyaknya zat terlarut pada pembuatan es puter
yang dihubungkan dengan konsep penurunan titik beku.
·
Bagaimana set
alat dan bahan yang efektif dan efisien?
5.
Mempresentasikan
hasil diskusi dan penyamaan persepsi tentang proses pembuatan es puter.
Fase 3 Discovery
1.
Peserta didik
berkelompok merancang prosedur dan alat percobaan pembuatan
es puter secara efektif dan efisien dengan menerapkan variabel percobaan.
(variabel berkaitan dengan VM, VR dan VK)
2.
Peserta didik
mempresentasikan hasil rancangan prosedur dan alat pembuatan es puter dalam poster pembuatan es
puter.
3.
Peserta didik
melakukan presentasi dengan window
shoping
4.
Diskusi
Kelompok untuk membahas feedback siswa lain dan memperbaiki rancangan. Hasil
feedback digunakan untuk memperbaiki hasil rancangan.
5.
Peserta didik
dibimbing Guru menyamakan persepsi dari hasil
diskusi rancangan prosedur pembuatan es puter yang dibuat peserta didik.
6.
Peserta didik menyepakati rancangan yang akan
diuji coba.
7.
Peserta didik menyusun jadwal aktivitas
penyelesaian proyek dibimbing guru meliputi: jadwal disainPerencanaan proyek,
Pelaksanaan tugas proyek, Pelaporan hasil tugas proyek.
8.
Pemberian tugas membuat laporan Rancangan set
alat pembuatan es puter.
9.
Proyek
pembuatan alat dikerjakan secara berkelompok di rumah.
Fase 4. Application
1. Peserta didik dalam kelompok menguji rancangan prosedur
dan alat pembuatan es puter dengan Judul Penerapan
Sifat Penurunan Titik Beku dengan Membuat Es Puter
2. Guru memonitor aktivitas yang penting dari peserta didik
selama menyelesaikan proyek menggunakan rubrik penilaian yang telah disiapkan
3. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan hasil uji
coba rancangan terutama masalah yang teridentifikasi dalam pembuatan es
puter. Berdasarkan hasil uji coba tersebut mereka memperbaiki
prosedur yang tepat dan rangkaian alat yang efektif dan efisien
contohnya:
- jenis alat dan bahan yang harus disediakan
- model rangkaian alat pembuat es puter.
- biaya dan waktu yang digunakan
4.
Guru
membimbing siswa dalam memecahkan masalah.
Fase 5. Communication
1.
Peserta didik
merencanakan dan menyiapkan laporan dengan cara berbagi tugas.
2.
Peserta didik
mempresentasikan tugas proyek dan menerima feedback dari teman dan guru.
3.
Guru menilai
presentasi laporan tugas proyek, laporan rancangan tugas proyek, laporan
praktik pembuatan es puter sesuai rancangan dan produk es puter.
D.
Penilaian Pembelajaran
1.
Teknik Penilaian:
a.
Penilaian Sikap :
Observasi/pengamatan/Jurnal
b.
Penilaian Pengetahuan : Tes
Tertulis/Penugasan)
c.
Penilaian Keterampilan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek
2.
Bentuk Penilaian:
a.
Observasi : lembar pengamatan
aktivitas peserta didik
b.
Tes tertulis : uraian dan lembar
kerja
c.
Unjuk kerja : lembar
penilaian presentasi
d.
Portofolio : penilaian laporan
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs. KhoirulImdad, Ed.M
NIP. 19600618 198603 1 010
|
Semarang, 16 Juni 2020
Guru Mata Pelajaran,
Wiwik Indah K, S.Pd, M.Pd
NIP. 19761116 200801 2 009
|
|
|
LAMPIRAN :
(1) materi pembelajaran, (2) instrumen penilaian pada
semua ranah lengkap dengan rubrik, pedoman penskoran.
LAMPIRAN –
LAMPIRAN :
1.
MateriPembelajaran
Penurunan Titik
Beku Larutan
Penambahan zat terlarut
nonvolatil juga dapat menyebabkanpenurunan titik beku larutan. Gejala ini
terjadi karena zat terlarut tidaklarut dalam fasa padat pelarutnya. Contohnya,
jika sirup dimasukkan kedalam freezer maka gula pasirnya akan terpisah
dari es karena gula pasirtidak larut dalam es.Agar tidak terjadi pemisahan zat
terlarut dan pelarutnya ketikalarutan membeku, diperlukan suhu lebih rendah
lagi untuk mengubahseluruh larutan menjadi fasa padatnya. Seperti halnya titik
didih,penurunan titik beku (ΔTf) berbanding lurus dengan kemolalan larutan:
ΔTf≈m, atau ΔTf= Kf × m
Kf disebut tetapan penurunan titik beku molal.
Harga Kf untuk beberapa pelarut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tetapan
Penurunan Titik Beku Molal (Kb) Beberapa Pelarut
Nilai Kb untuk
benzena 5,12°C m–1. Suatu larutan dari zat terlarut nonvolatil dalam pelarut
benzena sebanyak 1 molal akan membeku pada suhu lebih rendah sebesar 5,12°C
dari titik beku benzena. Dengan kata lain, titik beku larutan zat nonvolatil dalam
pelarut benzena sebanyak 1 molal akan mulai membeku pada suhu (5,5 – 5,12)°C
atau 0,38°C. Penerapan dari penurunan titik beku digunakan di negara
yangmemiliki musim dingin. Suhu udara pada musim dingin dapat mencapaisuhu di
bawah titik beku air. Oleh karena itu, dalam air radiator mobil diperlukan zat
antibeku yang dapat menurunkan titik beku air. Zat antibeku yang banyak
digunakan dalam radiator adalah etilen glikol (C2H6O2). Selain pada radiator,
penerapan dari penurunan titik beku juga digunakan untuk mencairkan es di
jalan-jalan dan trotoar pada musim dingin. Hal ini dilakukan dengan cara
menaburkan garam-garam, seperti CaCl2 dan NaCl sebagai penurun titik beku air
sehingga es dapat mencair.
Dengan konsentrasi sama,
larutan elektrolit mempunyai harga ΔTf lebih besar dari pada larutan non elektrolit karena
dikalikan dengan faktor van’t Hoff, dan dilambangkan dengan i.
i = 1 + (n – 1) α
dimana n = jumlah ion dan α = derajat ionisasi
Jadi rumus ΔTf
larutan elektrolit adalah ::
ΔTf= Kf × m × i
Beberapa penerapan
penurunan titik beku larutan dalam kehidupan di antaranya adalah :
1. Pembuatan es puter.
2. Pencairan salju di jalan raya.
3. Penggunaan etilen glikol pada radiator mobil.
2.
Instrumen Penilaian
1.
Penilaian
Sikap
a.
Lembar
Penilaian Diri
|
Penilaian diri setelah peserta didik pada proses
pembuatan es puter
Penilaian
Diri
Topik: ...................... Nama: ................
Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi penurunan titik beku dalam
pembuatan es puter, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara
memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
|
|||||
|
No
|
Pernyataan
|
Sudah
memahami
|
Belum
memahami
|
|
|
1.
|
Memahami konsep penurunan titik beku
|
|
|
|
|
2.
|
Memahami penerapan konsep penurunan titik beku dalam
pembuatan es puter
|
|
|
|
|
3.
|
Memahami peristiwa alam tentang sifat koligatif
|
|
|
|
|
Penilaian diri setelah
melaksanakan tugas proyek Praktik Pembuatan es puter.
Penilaian Diri
Tugas: ............................ Nama: ..........................
Kelas: ..............................
Bacalah
baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
|
|||||
|
No
|
Pernyataan
|
YA
|
TIDAK
|
|
1
|
Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama
dengan teman satu kelompok
|
|
|
||
2
|
Saya melakukan tugan sesuai jadwal
|
|
|
||
3
|
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan
fakta
|
|
|
||
4
|
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
Dirancang
|
|
|
||
5
|
Sebelum melakukan tugas terlebih dahulu saya membaca
literatur yang mendukung tugas
|
|
|
Rubrik
Penilaian
|
Nilai
|
Jika menjawab Ya, Skor= 2
Jika menjawab Tidak, Skor= 1
|
|
b. Penilaian Antar Teman
|
Format penilaian antar peserta didik
Penilaian antar Peserta Didik
Topik: Pembuatan Es puter Nama Teman yang dinilai:
....................................
Tanggal Penilaian: ................................ Nama Penilai:
....................................
-
Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti
pembelajaran Kimia
-
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan
hasil pengamatannu.
|
|||||
|
No
|
Perilaku
|
Dilakukan/muncul
|
|
|
YA
|
TIDAK
|
||||
1.
|
Mau menerima pendapat teman
|
|
|
||
2.
|
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
|
|
|
||
3.
|
Memberi solusi terhadap pendapat yang
bertentangan
|
|
|
||
4.
|
Mau bekerjasama dengan semua teman
|
|
|
||
5.
|
Disiplin pada saat belajar
|
|
|
||
|
|
|
|
c. Jurnal
|
|
|
|
|
JURNAL
|
|
|
Aspek yang diamati: ………………………….
|
Nama Peserta Didik:
|
||
Kejadian :
………………………….
|
………………………….
|
||
Tanggal: ………………………….
|
Nomor peserta Didik:
............................
|
||
|
|
||
Catatan Pengamatan Guru:
|
|||
.......................................................................................................................................
|
|||
.......................................................................................................................................
|
|||
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
|
2.
Penilaian Kinerja
a. Laporan
Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek
Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa
laporan kegiatan merancang,menguji alat dan laporan penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan model rancangan yang dibuat.
Topik: Pembuatan es puter
3.1.
Menganalisis
fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh,kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis)
1.1.
Menyajikan
hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1.
Mengidentifikasi
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan sifat koligatif
2.
Menerapkan
konsep sifat koligatif tentang penurunan titik beku pada rancangan pembuatan es
Krim
3.
Merancang
pembuatan es puter dengan menggunakan informasi tentang prinsip penurunan titikbeku
pada sifat koligatif
Laporan
merancang alat
1)
Merancang Proses Pembuatan Es puter
LAPORAN TUGAS PROYEK
MATA PELAJARAN : Kimia
TOPIK :
Penurunan Titik Beku
SUB TOPIK :
Pembuatan Es puter
TUGAS :
Merancang pembuatan es puter dengan menggunakan berbagai sumber informasi
NAMA :……………………………………………………
KELAS :
XII …….
|
|||
|
Tugas
|
Laporan Kegiatan
|
|
Mempelajari konsep
Penurunan titik beku
|
Tanggal:
Laporan:
|
||
Membuatrancangan
percobaan pembuatan es puter
|
Tujuan
: Membuat Rancangan Percobaan
|
||
Alat:
Bahan:
|
|||
|
|
Gambar rancangan pembuatan es puter
|
|
|
|
Cara kerjanya
|
|
2)
Laporan Uji Coba Rancangan Pembuatan Es puter
LAPORAN PENGUJIAN
Rancangan Pembuatan Es puter
MATA PELAJARAN: Kimia
TOPIK :
Penurunan Titik Beku
SUB TOPIK :
Pembuatan Es puter
TUGAS :
Melakukan Pengujian Rancangan Pembuatan EsKrim
NAMA :
………………………………KELAS : XII …….
Tanggal: ...........
|
|||
|
Tahap kegiatan
|
Laporan Hasil pengamatan
|
|
1. Melakukan percobaanPembuatan es puter ke
1
|
|
||
2. Melakukan percobaanPembuatan Es puter ke
2
|
|
Catatan : sertakan hasil Foto atau Video yang paling baik
untuk laporan.
3)
Laporan
Penelitian
4)
PresentasiPenilaianPresentasi
|
Rubrik
Penilaian Presentasi
No.
|
Indikator Penilaian
|
Kriteria Penilaian
|
|||||||||
Kurang (1)
|
Cukup (2)
|
Baik (3)
|
Sangat Baik (4)
|
||||||||
1
|
Sistematika
Presentasi
|
Materi presentasi
diajukan secara tidak runtut dan tidak sistematis
|
Materi
presentasi diajukan secara kurang runtut dan tidak
sistematis
|
Materi
presentasi diajukan secara runtut tetapi kurang
sistematis
|
Materi presentasi
diajukan secara runtut dan sistematis
|
||||||
2
|
Penggunaan
bahasa
|
Menggunakan bahasa
yang baik, kurang baku,dan
tidakterstrukutur
|
Menggunakan
bahasa
yang baik, kurang
baku,dan terstruktur
|
Menggunakan
bahasa
yang baik,baku,
tetapi kurang terstruktur
|
Menggunakan bahasa
yang baik,bakudan terstruktur
|
||||||
3
|
Kejelasan
menyampaikan
|
Artikulasi kurang
jelas,suara tidak
terdengar,bertele-
tele
|
Artikulasijelas,
suara terdengar,
tetapi bertele- tele
|
Artikulasi kurang
jelas,suara
terdengar,tidak
bertele-tele
|
Artikulasijelas,
suara terdengar,
tidakbertele-tele
|
||||||
4
|
Komunikatif
|
Membaca
catatan
Sepanjang menjelaskan
|
Pandanganlebih
banyak menatap catatansaat
menjelaskandari
pada
audiens
|
Pandanganlebih
banyak menatap audiens saat menjelaskandari
pada
catatan, tanpa ada
gestur tubuh
|
Pandanganlebih
banyak menatap audiens saat menjelaskandari
pada
catatan,
dan menggunakan gestur yang membuat
audiens memperhatikan
|
||||||
5
|
Kebenaran
Konsep
|
Menjelaskan1dari
4 konsep esensial
denganbenar
|
Menjelaskan2
dari4 konsep
esensialdengan benar
|
Menjelaskan3
dari4 konsep
esensialdengan benar
|
Menjelaskan
seluruh konsep
esensialdengan benar
|
||||||
5) Kinerja Praktikum
Nama Siswa
:
Kelas :
No
|
Aspek/Kinerja yang
Diharapkan
|
Penilaian
|
Ket
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
|
A.
PersiapanPraktikum
|
|
|
|
|
|
1
|
Membawa perlengkapan
praktikum (alat/bahan
yang
ditugaskan)
|
|
|
|
|
|
2
|
Memakai jas lab dan berpenampilanrapi
|
|
|
|
|
|
|
B. Selama
KegiatanPraktikum
|
|
|
|
|
|
3
|
Mengambil
bahan dengan rapi
dan tidak
berceceran
|
|
|
|
|
|
4
|
Mengambilbahanpraktikumsesuai
kebutuhan
|
|
|
|
|
|
5
|
Mengoperasikanalatdenganbenar
|
|
|
|
|
|
6
|
Menggunakan
alat dan bahan sesuai
prosedur
praktikum
|
|
|
|
|
|
7
|
Memfokuskan
perhatian pada kegiatan
|
|
|
|
|
|
No
|
Aspek/Kinerja yang
Diharapkan
|
Penilaian
|
Ket
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
|
praktikum/tidak
mengerjakan
hal-hal lain yang
tidakberhubungandenganprosedurpraktikum
|
|
|
|
|
|
8
|
Memiliki minat terhadap aktivitas praktikum
|
|
|
|
|
|
9
|
Terlibat
secara aktif
dalamkegiatanpraktikum
|
|
|
|
|
|
10
|
Mengamati hasilpraktikumdengan cermat
|
|
|
|
|
|
11
|
Menafsirkan
hasilpengamatandenganbenar
|
|
|
|
|
|
12
|
Menyajikandata secarasistematis
dan komunikatif
|
|
|
|
|
|
13
|
Menganalisis data
secara induktif
|
|
|
|
|
|
14
|
Membuat
kesimpulan yang sesuai
dengan hasil
praktikum
|
|
|
|
|
|
|
C. Kegiatan Akhir Praktikum
|
|
|
|
|
|
15
|
Membersihkanalat yang telahdipakai
|
|
|
|
|
|
16
|
Membersihkan meja
praktikum dari sampah dan
bahanyang telahdipakai
|
|
|
|
|
|
17
|
Mengembalikanalatketempatnyasemuladalam
keadaan kering
|
|
|
|
|
|
3.
PenilaianPengetahuan
1)
Sifat Koligatif Penurunan Titik Beku Larutan
banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebutkan 3 penerapan penurunan
titik beku larutan dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Untuk membuat campuran pendingin pada
pembuatan es puter adalah dengan mencampurkan garam krosok dalam kepingan es
batu. Perhitungan massa garam krosok dan massa es batu ang diperlukan untuk
membuat es puter dapat dicari dengan menggunakan rumus penurunan titik beku
larutan.
a.
Tuliskan rumus yang digunakan untuk
menentukan harga penurunan titik beku larutan garam (NaCl).
b.
Jika kita ingin membuat campuran pendingin
yang mempunyai titik beku - 5°C, berapa massa garam krosok ang harus
dicampurkan dalam kepingan es batu ang mempunyai massa 2 Kg?
3)
Seorang siswa ingin membuat es krim secara
tradisional dengan memasukkan larutan es krim ke dalam kepingan es batu. Namun
kepingan es tersebut tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Bagaimanakan
cara yang dapat dilakukan oleh siswa agar es krim lebih cepat membeku? Untuk
membantu siswa tersebut, buatlah rancangan prosedur dan alat pembuatan es puter
yang efektif dan efisien. Rancangan meliputi:
a.
Alat dan bahan yang diperlukan
b.
Langkah kerja dan proses yang terjadi
c.
Disain gambar alat dan proses pembuatan es
puter
d.
Pengolahan
data hasil pembuatan es puter, meliputi
massa garam krosok yang
diperlukan untuk membuat campuran
pendingin.
4)
Beberapakelompokpesertadidikmelakukanpercobaanpembuatan
es puter, kelompoksatumenggunakancairanpendingin es baloksaja,
sedangkankelompok
2menggunakancairanpendingindenganmencampurkan es balokdengan garam
kerosok. Ternyatapercobaankelompok 2 adonan es puternyalebihdahulumembeku. Dari
pernyataantersebutjelaskanpengaruh garam kerosokdalampembuatan es puter!
5)
Setelah musim salju usai, salju yang menutupi
jalan raya harus dicairkan agar jalan bisa dilewati mobil. Seorang petugas akan
mencairkan salju di jalan raya yang mempunyai luas 500 m2 dan
ketebalan salju 20 cm dengan menggunakan garam NaCl. Berapa massa NaCl yang
dibutuhkan agar penurunan titik bekunya sebesar 5°C? Jika harga NaCl per gram
adalah Rp. 100,- , berapa biaya yang diperlukan untuk membeli garam NaCl?
4.
Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik
Reflection
·
Pernahkah kamu menikmati atau melihat es
puter berbagai rasa coba tuliskan pada kolom di bawah ini.
No
|
Rasa es puter
|
Warna
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
·
Coba amati berbagai contoh es puter berikut.
·
Apa perbedaan dari ketiga gambar es puter di
atas?
·
Apakah waktu yang diperlukan untuk ketiga
jenis es puter di atas sama?
·
Bagaimana prinsip pembuatan es puter ?
Research
PEMBUATAN ES PUTER
Coba
cari dari buku, internet dan home
industrytentang
proses pembuatan es puter, baik
secara konsep maupun
praktik,kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
·
Apabahan-bahanutama
yang diperlukandalampembuatan es puter?
·
Alat-alatapasaja yang
diperlukan?
·
Bagaimanacaramerancangalat?
·
Konsep sifat koligatif apa yang digunakan
pada proses pembuatan es puter?
Discovery
RANCANGAN
DESAIN PROSES DAN ALAT PEMBUATAN ES PUTER
A. Tantangan
Membuat dan mendesainproses
dan alat pembuatan es puter yang
efektif dan efisien.
B. Kriteria
Agar sukses, produk
es puter yang kamubuatharusdapat
dijual dan dinikmati oleh konsumen.
C. Batasan
Desain yang
dibuatharustetapdalambatasini:
1.
Bahan yang
digunakanadalahbahan yang ada dan seringkitakonsumsi
2.
Harga ekonomis dengan kualitas terjamin
(higienis)
D. Alat dan Bahan
Alat:
1. .....................
2.
.....................
3.
.....................
4. .....................
|
Bahan
1. ....................
2. .....................
3. .....................
4. .....................
|
E. Langkah kerja
1. Diskusikantantanganbersamadengankelompok
.Pikirkanpertanyaanberikut:
a.
Konsepapasaja yang
digunakandalammembuatrancanganini?
b.
Alat dan bahan yang
dipergunakan
2. Pikirkanpertanyaanberikut:Zat/bahanapasaja
yangdipergunakansebagaipendingindalampembuat es puter?
a. Mengapazat/bahan tersebutdipergunakan?
b. Bagaimanakomposisiadonan yang dipergunakan?
Rancanglahprosedur/proses
dan alatpembuatan es puterdenganjudul Pembuatan Es Puter Aneka Rasa
Buatrancangandenganberdiskusidalamkelompok di
bawahini.
a. Diskusikan
rancangan yang telah dibuat, kemudian presentasikan?
b. Catat
masukan-masukan dariguru dan temanmu untuk perbaikan !
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
1. Buat
rancangan proses dan alat pembuatan es puter berdasarkan hasil diskusi kelompok
di bawah ini
|
a. Diskusikan
rancangan yang telah kamu buat, kemudian presentasikan!
b. Catat
masukan-masukan dari guru dan temanmu untuk perbaikan rancangan dan perbaiki
segera?
Application dan
Comunication
Pembuatan Es puter
1.
Setelah Anda membuat rancangan, lakukanlah
percobaan pembuatan es puter
2.
Catat data-data hasil percobaan laporkan
hasil
3.
Rancang ulang kembali desain yang dibuat jika ada yang perlu disempurnakan
4.
Coba juallah es puter yang kamu buat ke guru
atau temanmu, dan minta komentarnya
5.
Buat laporan percobaan pembuatan es
puter dengan format yang tersedia dan
presentasikan
Selamat
mencoba, Es puter yang kamu buat
berhasil dengan baik. Semangat!
Referensi :
PPT
STEM dari Webinar tentang STEM
Wiwik Indah K, S.Pd, M.Pd – SMAN 9 Semarang, Duta Sains
Tidak ada komentar:
Posting Komentar